Posts

Showing posts from 2014

The True Love

Pipinya memerah, bengkak dan sakit; akibat belaian panas dari kedua saudaranya. ia hanya menunduk. entahlah apakah ia memang telah benar benar merasa bersalah atau enggan untuk berkomentar. "abang nggak pernah ngajarin kamu jadi preman, yang suka mabok mabokan, kabur kaburan dan jadi sampah masyarakat kayak gini!! bikin malu keluarga!!" terdengar samar suara kemarahan dari balik kamar. ia masih tetap menunduk, tak sepatah katapun meluncur dari mulutnya yang beraroma alkohol. entahlah aku tak mengerti dengan jalan pikirannya. dia telah berbeda. tak seperti lelaki yang aku kenal. ia berubah semenjak airi meninggalkan persahabatan kita dan juga farhan. aku tertegun, langkahku terhenti, air mataku tak lagi dapat ku bendung. dari balik lorong kamar aku masih mengharapkan agar farhan baik baik saja. sore itu farhan benar benar merasakan panasnya amarah kedua kakanya. mungkin saat itu ia tak pernah lagi merasakan pelukan hangat dari sebuah keluarga. "tak tak tak" terden

dinamika kehidupan

Kenapa saat saya tumbuh dewasa? “walah dek rizkimu memang susah, wong jaman kakak dulu Alhamdulillah bisa keturutan semua kok. Sek sekarang jamanmu mau masuk sekolah saja susah, buat beli sabun mukamu saja ndak bisa? Sing sering istigfar karo istiqomah” Mungkin saat saya tengah tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Saat masa transisi itu tengah saya alami, dan kebutuhan diri yang mulai meningkat. Keluargaku dalam keadaan dibawah kata kecukupan. Untuk makan sehari-harinya saja ibuku harus banting stir menjadi buruh batik tulis. Setiap hari beliau membatik helai demi helai kain lawon yang telah majikannya berikan. Dari pagi buta sampai petang menjelang beliau terus berpeluh dengan kompor minyak berukuran kecil dan canting ditangannya. Asap kompor kini telah bercampur dengan aroma tubuhnya. Bapak saya hanyalah seorang tukang kayu yang bekerja jika ada orderan dari pabriknya saja. Kebobrokan ekonomi yang dialami keluarga saya bermula ketika saya baru memasuki bangku SMK, ketika ba

kamu

“Aku mendengar nada merdu dari hatiku, ia berdetak memainkan irama cintanya. Alunannya berbeda, jauh lebih mendebarkan dari biasanya. Di sini, di dalam hatiku ada melode terindah; kamu .” ================================================================= “Malam ini langit nampak sangat indah. Aku melihat satu terang bintang ditemani rembulan sabit. Cantik sekali. Aku selalu berkhayal jika di sana, di langit nan luas itu hanya ada kita berdua, hanya ada aku dan Kamu” =============================================================== “Ia seperti pelangi di atas awan, penuh warna. Jika ia adalah imajinasi maka aku akan terus bermimpi dan berkhayal. Bagiku dia adalah energi, maka ia adalah kebutuhan. Maka aku tak pernah lelah untuknya; kamu” =============================================================== “Di sini. Pada bagian pemompa darah ini, masih berdetak namamu. Iramanya masih sangat merdu terdengar, mengalirkan huruf-huruf pembentuk namamu.”

Mengejar Mimpi part 1

“kepadaku cinta dia datangkan bahagia Menghadirkan ada dari yang tiada Hanya sebait kata yang mengutara mampu membuatku jatuh cinta Dari monitor maya kini ceritanya nyata Pertemuan itu hanya ada aku kamu dan cinta kita” Pukul 11:45 Udara dingin tengah berdansa asik diiringi alunan gerimis manis yang meredam caruk maruk kendaraan yang tengah membelah jalanan. Terlihat seorang gadis cantik tengah berdiri di pelataran sebuah bangunan cagar budaya di tengah kota wali, ia hanya berdiam sembari sesekali menengok kearah kiri dan kanan jalan, menelusuri setiap sudutnya. Menelisik diantara puluhan kendaraan yang melaju dengan cepat, hatinya waswas. Entah sudah berapa kali arlojinya ia pelototi namun tetap saja seseorang itu tak juga muncul dihadapannya. 10 menit berlalu, 30 menit berselang ia masih saja berdiri dengan gerakan yang sama menoreh kearah kanan dan kiri jalanan. Hanya terdengar suara gesekan dedaunan kering yang tertiup angin, “ayo mau diantar kemana nduk?” tanya tu