dinamika kehidupan

Kenapa saat saya tumbuh dewasa?
“walah dek rizkimu memang susah, wong jaman kakak dulu Alhamdulillah bisa keturutan semua kok. Sek sekarang jamanmu mau masuk sekolah saja susah, buat beli sabun mukamu saja ndak bisa? Sing sering istigfar karo istiqomah”
Mungkin saat saya tengah tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Saat masa transisi itu tengah saya alami, dan kebutuhan diri yang mulai meningkat. Keluargaku dalam keadaan dibawah kata kecukupan. Untuk makan sehari-harinya saja ibuku harus banting stir menjadi buruh batik tulis. Setiap hari beliau membatik helai demi helai kain lawon yang telah majikannya berikan. Dari pagi buta sampai petang menjelang beliau terus berpeluh dengan kompor minyak berukuran kecil dan canting ditangannya. Asap kompor kini telah bercampur dengan aroma tubuhnya. Bapak saya hanyalah seorang tukang kayu yang bekerja jika ada orderan dari pabriknya saja. Kebobrokan ekonomi yang dialami keluarga saya bermula ketika saya baru memasuki bangku SMK, ketika bapak saya sudah mulai menua dan usia beliau sudah keluar dari kategori usia produktif. perubahan gaya hidup dan kebiasaan yang saat itu saya alami berbanding terbalik ketika saya masih kanak-kanak. Kemelorotan itu membuat kelurga saya sedikit down dan harus memutar otak agar apa yang hari itu kami terima bisa mencukupi kebutuhan makan dan ongkos sekolah saya, untung-untung bisa menambal kekurangan  biaya hari esok. Namun dari kemelorotan itu saya banyak mengambil pelajaran yang mungkin Tuhan beri lewat jalan ini. Saya lebih belajar bagaimana cara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, saya harus tau bagaimana cara berhemat dan hidup prihatin, memanfaatkan peluang yang bisa menghasilkan keuntungan, lebih bijaksana dalam memandang aspek permasalahan dan lebih peduli dengan hal terkecil di sekeliling saya dari situlah saya lebih memahami makna dari kata “syukur”. Yang mungkin hal-hal tersebut tidak akan pernah saya dapati jika kemunduran ekonomi keluarga saya tidak terjadi. Saya tak pernah menyesali terhadap hidup yang saya alami, saya paham dan saya mengerti ada makna tersirat yang Tuhan maksudkan dari segala cobaan. Cobaan adalah salahsatu cara Tuhan menegur hamba-Nya yang kurang bersyukur dan jauh dari Nya. Saya pernah membaca suatu kata mutia yang maknanya kurang lebih seperti berikut:
“ketika engkau di dalam kesulitan, dan di sekelilingmu tak ada seorang pun yang mampu menjadi tempatmu mencurahkan isi hatimu, maka itulah cara Tuhan agar engkau lebih dekat dan bercerita kepada Nya.”

Dari kalimat sederhana itu saya mengerti bahwa, Tuhan selalu ada di dekatmu, Ia tak pernah tidur, kamu dapat bercerita pada Nya setiap saat. Gelarlah sajadahmu di sepertiga malam Nya, tadahkan kedua tanganmu jangan pernah malu atau sungkan meminta pada Nya karena dari Nya lah kamu ada, maka tiada lain kepada Nyalah kamu meminta. Jangan takabur ambilah hikmah dari sepotong cerita hidup saya di atas. Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Resume Buku "Zero to Hero"