imajination

Waktu menunjukan pukul 22.55 namun kedua mataku masih memelotot lebar, didukung udara dingin yang serasa menusuki pembulu darahku dan angin yang menyayati kulit bagian dalam. Ah begitu cuaca sangat bersekongkol dengan perutku yang sedari sore berdendang disco. Tanpa pikir panjang kulangkahkan kakiku menuju suatu tempat, tempat dimana 'istana'nya para wanita setelah salon. Ya dapur. Ku nyalakan perapian di atas panci almunium, ku masukan gulungan rambut kriting berwarna kuning ciptaan juru masak handal rumahan. Yummy mie ramen instan itu cukup menghangatkanku dan perutku. Seporsi ramen dan susu hangat menemani senyapku malam itu, tapi ah maha sial mata ini terus tak bisa ku pejamkan! lalu apa yang bisa kulakukan untuk malam ini? Pikirku, dengan mata yang terus menelusuri benda-benda yang dapat menjadi teman begadangku. Yuhuu.. Mataku terpaku pada benda maha canggih rekayasa manusia abad ini, laptop! Laptop adalah "kekasih" yang memang kesetiaannya tidak teragukan lagi.

Tanganku mulai menggeliat diatas keyboard laptop, menciptakan melodi-melodi khas dari sebuah alat yang telah lama menjadi teman setiaku. Malam itu aku ditemani asistenku sikotak kecil yang pintar, mulai merayapi hobi lamaku, menulis. Berjengkal jengkal huruf-huruf kaku itu tercipta dengan apik membuat mataku mulai sedikit melayu. Kantup pada kedua bola lensa ini semakin menebal memberikan kesan ‘panda’ pada mukaku. Ah sungguh waktu bisa begitu berputar cepat ketika nafsu menulisku telah mendahaga.

Ku putuskan untuk mengakhiri jengkal-jengkal kalimat yang menderet panjang itu. Ku tutup kedua sisi dari teman setiaku, kubiarkan dia beristirahat. Selamat malam jiwa-jiwa yang sepi. mungkin Tuhan memaksa kita untuk 'sendiri' saat ini. yakinlah tiba waktunya sebuah kereta kuda akan membawa kita ke sebuah istana bersama pangeran impian.



Comments

Popular posts from this blog

Resume Buku "Zero to Hero"