lagi-lagi dia

Kenapa harus dia?
Yang terus-terusan mereka eluh-eluhan
Kenapa harus dia?
Yang menjadi aktor utama dalam drama yang ku mainkan
Kenapa harus dia (lagi)?
Yang menjadi nyala terang api dalam tumpukan bara unggun itu
Kenapa lagi-lagi dia?
Yang terus mereka puja bak dewi fortuna dalam cerita romawi
Mengapa mereka tak sedikitpun menengokku?
Apa aku begitu nista? Hingga nyatanya mereka segan padaku
Apa ia terlalu indah? Hingga menyilaukan setiap mata yang menatapnya
Apa aku salah dengan dogma dan paradigmaku?
Apa karena mereka menganggapku lain dan aneh sehingga aku terasingkan.
Mengapa matamata itu terus menatapku dengan tajam?
Tanpa tatapan lembut dan setuhan halus.
Apakah perbedaan adalah sesuatu yang harus dipermasalahkan?
Bukankah garuda itu dengan gagahnya mencengram “bhineka tunggal ika”?
Mengapa mulut-mulut itu membisu?
Mengapa kau tetap mematung tanpa kata?
Berikan aku sepatah jawaban. Kau bilang inilah kehidupan?
Kenapa? Kenapa perbedaan dan keanehanku selalu menjadi topik di bibir bibir pedas itu?
Apa kau telah merasa sempurna dan indah?
Apa kau merasa pantas untuk mencemoohku?
Bukankah kita sama. Kita adalah keturunan adam dan hawa
Kau diciptakan sama sepertiku. Kita masih tinggal diatap yang sama. Dilangit Tuhan.
Kita masih dilahirkan dilantai yang sama. Dibumi Tuhan.
Jadi masih pantaskah kau mengolokku?

Ingat kawan, tiada yang abadi karena semua akan kembali diharibaan Tuhan

Comments

Popular posts from this blog

Resume Buku "Zero to Hero"