stalking1

Sepotong sore itu, aku yang tengah sibuk dengan monitor laptop dan secangir teh manis hangat ala ibuku, diiringi suasana sejuk setelah gerimis mengelitik tanah yang menyebarkan aroma khasnya, membuatku enggan beranjak dari sofa.
Ku nikmati setiap jengkal baris kalimat yang memajang dilayar monitorku, perlahan kalimat-kalimat itu kubaca lirih. Namun ah sialan! Aku tak suka pada huruf-huruf yang memanjang itu. “aku menunggumu si tulip penghobbi makanan pedas. bunga tulip lamaku”. Kalimat maha nista itu mengoyak-ngoyak saluran pernafasanku. Dadaku tiba-tiba terasa sesak . aku benci harus membacanya. “sialan dia masih saja mencintai mantannya setelah aku?” kataku lirih sembari menggigit bibir bagian bawahku. Ya senja itu aku tengah membaca tweet mantan kekasihku, pacar pertamaku, seseorang dimasalaluku yang dulu pernah aku kasihi.
Aku pun semakin penasaran, ku buka kembali layarbaru twitter wanita itu, wanita yang ia cintai. Dan kembali aku menemukan paragraf paragraf maha menjijikan yang membuatku ingin mengeluarkan semua isi perutku. “sandiwara apa ini??” tanyaku dalam hati kesal. Pertanyaan itu semakin menglayut dan mengerogoti pikiranku. Rasa penasaranku semakin mengebu-gebu. Ribuan kalimat tanya berdendang keras dan nalarku bekerja dengan sulit menerka setiap obrolan mereka.
Sejenak kutenangkan pikiranku. Ku tarik nafas panjang-panjang seraya mengintip ibu yang tengah berbincang dengan tamunya. “haaah!” hela nafasku terdengar cukup keras membuat ibu menengok ke arahku. Ku renggangkan urat-uratku yang menegang, ku seruput kembali teh yang sedari tadi setia menemaniku. “cukup merelakskan” pikirku. Aku pun melanjutkan aksi kedetektifan konyolku.
Sialnya semakin aku menyelami aksi konyolku. Semakin aku merasa jijik dengannya. Namun satu hal, satu hal yang masih mengganjal otakku. Bukankah ia, wanita yang mantanku cintai itu telah memiiliki seorang kekasih? Apa mereka tengah bermain api? Apakah mantanku memanfaatkan situasi ini? Apakah kekasih wanita itu tak mengetahuinya? Dan apa yang ada dipikiran wanita itu?  Entahlah pertanyaan yang seharusnya tak perlu aku pikirkan kini menjadi PR waktu. Biar waktu yang akan menjawab dan karma yang akan membalas, pikirku menenangkan diri.
Berjam-jam aksi konyol itu berjibaku mencambik perasaanku. Ku rasa cukup untuk hari ini. Ku putuskan untuk mematikan laptopku. Ku tutup layar monitornya. Ku tanggalkan pertanyaan pertanyaan yang masih mengakar ini. Ku langkahkan kakiku menuju kamar. Memeluk momo boneka kesayanganku membuatku semakin tenang, namun tetap saja hatiku masih bertanya-tanya. ku alihkan pikiranku dengan menyibukan diri. Ku buka novel favoritku yang baru ku baca setengah jalan. Fantastikku mulai terbang ke dunia khayalku, membayangkan setiap adegan yang mengalur di novel itu. Yeeaah!! imajinasiku seperti bergoyang disco.. aku menyukainya.
Membaca adalah hobiku setelah menulis, aku merasakan hal yang lain darinya. Aku seperti terbebas dari dunia yang kejam dan meroket ke dunia fatamorgana, dunia dimana aku memperoleh apa yang kuinginkan, dunia khayalanku. ”Ini duniaku, dunia novelis hahaa” pikirku setiap  kali mengkhayal memiliki novel terbitan sendiri. Memang sering kali aku menghabiskan setiap nafas-nafas sunyiku dengan berimajinasi.
***


Comments

Popular posts from this blog

Resume Buku "Zero to Hero"